keluarga sumayyah mendapat ujian keimanan berupa
Syariatislam tidak akan dihayati dan diamalkan orang kalau hanya diajarkan saja, tetapi harus dididik melalui proses pendidikan nabi sesuai ajaran Islam dengan berbagai metode dan pendekatan dari satu segi kita lihat bahwa pendidikan islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain.
Sementaraitu, baginda hanya mampu meniupkan kata-kata semangat dan motivasi keimanan kepada keluarga Sumayyah kerana tiada seorangpun yang mampu memberikan jaminan kepada keluarga tersebut. Keluarga itu menerima pelbagai jenis penyeksaan dari orang-orang musyrik yang terbakar oleh api dendam dan kebencian terhadap dakwah Islam.
Empatayat ini mengisyaratkan beberapa perkara penting yang meliputi; kemurnian dakwah Muhammad, prinsip agama islam yang menjadi asas dari semua ajaran islam tauhid, iman pada akhirat, penyucian jiwa, pembenteng masyarakat dari segala kerusakan serta upaya menggapai maslahat.[1] 2. Mulai Berdakwah secara Sembunyi-Sembunyi.
CaraMemakai Jilbab Yang Baik Sebagaimana tertulis dalam Al Qur'an surat An Nur ayat 26, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)".Terus, apa hubungannya jilbab dengan kutipan ayat di atas? Ya, sosok wanita yang baik dalam pandangan islam adalah mereka yang
Sepertiyang dialami oleh golongan awal yang memeluk Islam, Yasir, Sumayyah, dan Ammar mengalami banyak sekali halangan dan cubaan. Hal ini ditambah lagi kerana status keluarga mereka yang bukan daripada kalangan bangsawan Quraisy. Akibatnya penderitaan yang mereka alami keterlaluan dan mereka diseksa dengan kejam melampaui batasan kemanusiaan.
Was Ist Besser Single Action Oder Double Action. – Perempuan mulia yang layak diteladani kaum hawa itu bernama Sumayyah binti Khayyat. Ia adalah perempuan tangguh dan berani mengorbankan dirinya untuk Islam dan rela menukar nyawanya dengan rasa cintanya kepada Allah. Ekspresi cinta yang diperlihatkan oleh perempuan satu ini mengingatkan kita pada term bahwa demi cinta, apapun harus dikorbankan termasuk nyawa Sumayyah binti Khayyat hanyalah seorang hamba sahaya. Dengan penuh kesabaran dan ketekunan, ia bekerja kepada Abu Hudzaifah bin Al-Mughirah. Budi pekertinya yang baik membuat Abu Hudzaifah menikahkan Sumayyah dengan saudara angkatnya bernama Yasir, seorang pria dari hasil pernikahan itu, pasangan Sumayyah dan Yasir dikaruniai seorang putra bernama Ammar. Kebahagiaan Sumayyah kian bertambah, ketika Abu Hudzaifah memerdekakan Ammar dari perbudakan. Setelah tuannya meninggal, keluarga Sumayyah hidup di bawah perlindungan Bani Makhzum sampai Ammar menginjak dewasa dan Sumayyah dan Yasir memasuki usia Nabi Muhammad SAW membawa babak baru dalam kehidupan keduanya awalnya, Ammar. Anak dari pasangan Sumayyah dengan Yasir mengikuti jejak Rasulullah yang penuh keyakinan dan keimanan yang sungguh-sungguh. Hingga akhirnya, ibu dan ayahnya juga mengikuti jejak sang anak dan mengikuti ajaran yang dibawa oleh masa Rasulullah SAW ketika di Mekkah, kehidupan dalam memperjuangkan Islam sangatlah menyedihkan dan mengalami banyak rintangan. Banyak kaum muslimin yang merelakan dirinya dan hartanya untuk tetap beriman kepada Allah. Cobaan yang dihadapi bukan main, sebab mereka dihadapkan pada siksaan yang berupa fisik hingga kematian agar keluar dari Syahidnya SumayyahSalah satu teladan daripada kisah tersebut yakni pengorbanan Sumayyah, seorang perempuan yang tetap berikrar untuk beriman kepada Allah sampai dirinya meninggal. Peristiwa tersebut terjadi pada Sumayyah beserta suaminya, Yasir. Kedua orang muslim, suami-istri tersebut dibunuh secara Makhzum, tuan sesudah Abu Hudzaifah bin Mughfirah atau orang yang melindungi keluarga Yasir, memutuskan untuk menangkap Sumayyah binti Khayyat, Yasir, dan Ammar agar kembali ke agamanya dan melepaskan keyakinannya dari Abu Jahal turun tangan untuk menyiksa Sumayyah dan keluarganya. Tangan dan kaki mereka diikat lalu dilemparkan diatas kerikil tajam dan panas. Cambuk yang melukai tubuh mereka tak mampu melunturkan keyakinan mereka terhadap kebenaran tengah siksaan yang kejam, perempuan mulia ini dengan penuh keberanian justru menantang Abu Jahal, seorang pemimpin Quraisy yang ditakuti. Abu Jahal murka mendengar seorang perempuan menantangnya. Ia lalu membunuh perempuan mulia ini dengan cara yang keji, demi menutupi rasa gengsinya, yang telah ditantang seorang Abu Jahal justru merupakan sikap yang sangat murka, sebab dia sebagai salah satu pembesar Quraisy yang di Mekkah, merupakan sebuah aib ketika ditentang oleh perempuan. Apalagi pada saat itu, posisi perempuan masih kental dengan diskriminatif. Budaya yang berkembang pada saat itu, masih menempatkan perempuan sebagai makhluk yang lemah. Ini justru menjadi sebuah kemarahan yang amat besar dari seorang Abu perempuan mulia ini ditusuk dengan pisau, hukuman itu dikarenakan mereka kembali ke agama sebelumnya musyrik/kufur. Atas peristiwa tersebut, perempuan mulia ini dikenal dengan syahidah pertama dalam Islam. Sakit dan pedih yang diderita oleh perempuan mulia ini tidak berarti bahwa dirinya memilih menjadi musyrik, bahkan dia justru rela menahan rasa sakit tersebut untuk tetap berikrar dan beriman kepada kisah Sumayyah ini menjadi amat penting untuk kita ketahui bersama bahwa tidaklah kita berfikir bahwa apa yang selama ini kita perjuangkan untuk Islam menjadi salah satu hal yang paling dibanggakan dan amat disombongkan. Sebab para pendahulu kita lebih dulu memperjuangkan seluruh hidupnya, bahkan nyawanya demi kecintaannya kepada Allah, Rasulullah dan Agama Islam itu sendiri. []
keluarga sumayyah mendapat ujian keimanan berupa