kemacetan dan masa depan kota
Gampang Pemerintah wajib hukumnya melibatkan arsitek-arsitek yang kreatif dan inovatif. Pakar-pakar transportasi agar jangan hanya asal pesta komentar. Tetapi perlu adanya sinergi. Mereka harus diberi tanggung jawab mendesain kota masa depan anti kemacetan. Kuncinya, lebar jalan harus sama dengan panjang jalan.
Seributenaga honorer dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat di depan Gedung Sate, Kota Bandung. Jumat, 5 Agustus 2022; Cari. dan selama ini menjadi ujung tombak pada masa pandemi
AA A. JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menggelar seminar publik dengan tajuk 'Masa Depan Pemberdayaan Kampung Kota di Jakarta' secara hybrid. Seminar ini digelar sebagai persiapan Pemprov DKI membuat peta jalan penataan kampung Jakarta di masa yang akan datang. Seminar publik ini mengundang berbagai narasumber dan pakar untuk memperkaya
Jadisuatu kawasan kota masa depan harus seimbang, hari ini seimbang, besok seimbang. Jadi harus berkelanjutan, sebut Pengamat Tata Ruang Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr. Eng. Ihsan, saat
PembangunanIbukota baru di Indonesia, katanya akan mengusung konsep kota 15 menit. Banyak orang kurang paham dengan apa yang dimaksud dengan kota 15 menit, jadi sebenarnya ini konsep kota modern di masa depan. Dimana nantinya seluruh kota di banyak negara dunia akan perlahan menerapkan kota 15 menit, jadi simple begini akan ada penataan kota dimana konsep ini menekankan bahwa seluruh fasilitas ko
Was Ist Besser Single Action Oder Double Action. JAKARTA - Kendaraan dimensi ketiga diharapkan bisa jadi solusi bagi kemacetan lalu lintas yang makin parah. Mobilitas udara menjanjikan tempo perjalanan lebih cepat dan mudah bagi masa depan. Kereta bawah tanah yang penuh sesak dan jalan raya yang macet sudah jadi fenomena biasa di kota-kota besar. Jika kota-kota sudah merasakan kekurangan lahan di atas dan bawah tanah, itu saatnya membangun sarana di udara. Para ahli yakin akan hal itu. Kai Uwe Schröder, peneliti dari RWTH Aachen, berpendapat, mobilitas udara menjadi pasti kunci penting bagi mobilitas masa depan, karena dapat menyelesaikan banyak masalah. Sekarang semakin banyak proyek lalu lintas berurusan dengan mobilitas perkotaan dalam dimensi ketiga. Tobias Meinert dari RWTH Aachen menjelaskan, itu artinya kita menggunakan ruang udara di atas kota. Sekadar untuk menciptakan lebih banya tempat, karena jalanan di permukaan tanah ketersediaannya terbatas. Dan memang bisa kita lihat setiap hari, bagaimana penuhnya jalanan. Ottobahn gondola yang bergantung pada rel Salah satu contohnya adalah Ottobahn. Gondola bergelantungan pada sistem rel yang berlokasi lima sampai sepuluh meter di atas kota. Pada sistem ini tidak perlu stasiun perhentian. Gondola bisa berhenti dan turun ke tanah di setiap lokasi yang diinginkan, untuk menurunkan atau menaikkan penumpang. Lokasi pemberangkatan dan tujuannya bisa dikendalikan setiap penumpang lewat sebuah aplikasi. Sebuah perusahaan rintisan di München sudah melaksanakan ide mobilitas di udara ini pada tahapan penerapan. Di bagian utara München start-up itu sedang membangun pilot proyek pertama. Rene Müller, peneliti yang terkecimpung dalam proyek Ottobahn, mengungkapkan, system itu menawarkan kenyamanan transportasi individual dengan harga seperti alat transportasi umum konvensional. "Pada dasarnya ini gabungan dari keunggulan alat transportasi jarak dekat yang kita punya sekarang, dengan aspek-aspek individual, yang bisa dilihat dalam lalu lintas mobil pribadi," kata Fabian Zeller, yang juga berperan dalam proyek Ottobahn. sumber DWBACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
› Opini›Masa Depan Kota di Kaum Muda Anak muda adalah pemilik masa depan kota. Kepedulian dan keterlibatan mereka terhadap kota sangatlah penting. Mereka perlu dilibatkan dan ditantang untuk memberi solusi untuk mengatasi permasalahan kota. Kompas SupriyantoPembangunan berkelanjutan blah blah blah. Ekonomi hijau blah blah blah. Nol emisi pada 2050 blah blah blah. Itu semua adalah pernyataan yang sering kita dengar dari para pemimpin. Kata-kata yang terdengar hebat, tetapi tanpa aksi nyata. Harapan dan mimpi kita tenggelam dalam kata-kata dan janji kosong mereka. Demikian pernyataan pedas aktivis iklim muda Greta Thunberg yang menyindir para pemimpin dunia terkait dengan upaya penanganan perubahan iklim telah datang mengancam kehidupan kita dan kota, suka atau tidak, kita harus menghadapinya. Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengingatkan, ada lima hal yang harus menjadi perhatian utama untuk mengatasi krisis iklim, yaitu meningkatkan literasi masyarakat soal perubahan iklim, menegakkan keadilan lingkungan hidup, menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan, melibatkan partisipasi generasi muda terhadap aksi iklim, serta melindungi keanekaragaman hayati dan pertanian berkelanjutan. Anak muda adalah pemilik masa depan kota. Kepedulian dan keterlibatan mereka terhadap kota sangatlah penting mengingat kelak merekalah yang akan merasakan langsung dampak positif atau negatif hasil pembangunan kota yang dilaksanakan saat muda adalah pemilik masa depan kota. Kepedulian dan keterlibatan mereka terhadap kota sangatlah pemerintah belum sepenuhnya melibatkan kaum muda dalam pembangunan perkotaan. Padahal, peran aktif mereka diperlukan untuk mewujudkan kota yang aman, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan sesuai dengan amanat Tujuan ke-11 dari Tujuan Pembangunan pendatang ke kota yang sebagian besar kaum muda menyumbang sumber daya manusia, potensi penggerak dan sasaran pembangunan yang tidak akan pernah habis. Mereka memiliki sudut pandang baru yang dapat memberi solusi yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh warga kota. Mereka perlu diberi pelatihan keterampilan dan pengetahuan tentang kota yang akan HELABUMI Anak-anak muda bergabung bersama para aktivis lingkungan dan komunitas peduli lingkungan mengikuti kampanye perubahan lingkungan yang mengusung tema ”Climate Strike” di Jakarta, Jumat 20/9/2019.Kaum muda harus dipancing rasa penasarannya dengan cara menyenangkan untuk menciptakan gagasan inovatif dan kreatif dalam mengatasi persoalan kota dan mewujudkan kota lestari. Kota lestari ialah kota yang dibangun dengan menjaga dan memupuk aset-aset kota-wilayah, seperti aset manusia dan warga yang terorganisasi, lingkungan terbangun, keunikan, dan kehidupan budaya, kreativitas dan intelektual, karunia sumber daya alam, serta lingkungan dan kualitas prasarana lestari mendorong inisiatif dan prakarsa masyarakat perkotaan, berpartisipasi, dan bekerja sama dalam melakukan perubahan dan gerakan bersama, menciptakan mekanisme dan reformasi birokrasi dalam pelaksanaan kegiataan penataan kota yang mengakomodasi inisiatif masyarakat secara juga Inisiatif Kota LestariKota lestari merupakan wujud peradaban manusia di bumi yang memberi ruang, peluang, dan tantangan bagi manusia untuk mengembangkan diri. Kota harus untuk semua, baik warga asli maupun pendatang, si kaya dan si miskin, tua dan muda, generasi sekarang dan lima karakteristik kota yang dapat memengaruhi kinerja keberlanjutan kota lestari, yakni kepadatan penduduk yang relatif tinggi, kedekatan jarak antarkegiatan dan antarfungsi, keragaman jenis aktivitas, konektivitas dan keterbukaan informasi, serta keinginan selalu maju, berkembang, berkompetisi, dan lestari sebagai tempat habitat manusia harus menyediakan tempat tinggal yang layak, aman, sehat, dan nyaman, serta infrastruktur prasarana-sarana dasar permukiman sehat untuk semua warga, termasuk kaum muda. Kota juga memberikan fasilitas dan kesempatan untuk memiliki tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan, layanan kesehatan, dan penghidupan layak yang sama bagi semua orang, termasuk kaum muda, untuk bekerja dan berkarya. Hunian harus terjangkau, baik secara finansial terbeli, termiliki, spasial aksesibel, strategis, ataupun sosial target generasi milenial, masyarakat berpenghasilan rendah.KOMPAS/RIZA FATHONI Sejumlah anggota komunitas berlatih memainkan biola di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 18/2/2018.Untuk menumbuhkan kepedulian kaum muda pada permasalahan perkotan, lakukan pemetaan potensi kota. Modal sosial, kaum muda, dan budayanya dengan mempertahankan sisi khas anak muda adalah kunci kesuksesan pembangunan kota. Pemerintah bisa memanfaatkan media sosial dengan infografis yang menarik untuk menyebarkan informasi sekaligus mengenalkan persoalan klasik kota ke kaum muda, misal banjir, pencemaran air dan krisis air bersih; kemacetan lalu lintas dan pousi udara; kemiskinan dan kampung muda perlu diberi ruang untuk berinteraksi agar mereka memberi perhatian terhadap masalah perkotaan. Ruang-ruang publik, seperti taman bermain skateboard atau parkour, dinding-dinding kota berhiaskan mural, amfiteater terbuka untuk berkesenian, untuk menampung aspirasi mereka yang selalu inovatif, kreatif, dan inspiratif dalam menghidupkan juga Menggandeng Pemuda, Membangun KotaPemerintah kota dapat bekerja sama dengan komunitas anak muda untuk menyelenggarakan sayembara perkotaan dalam rangka mencari solusi segar masalah perkotaan. Kaum muda ditantang untuk menciptakan aplikasi terkait dengan penataan kota; kemudahan layanan publik; gagasan menghidupkan ruang publik kota; gerakan aksi bebas sampah; kampanye berjalan kaki, bersepeda, atau naik angkutan JogaPusat Studi Perkotaan
Kereta bawah tanah yang penuh sesak dan jalan raya yang macet sudah jadi fenomena biasa di kota-kota besar. Jika kota-kota sudah merasakan kekurangan lahan di atas dan bawah tanah, itu saatnya membangun sarana di udara. Para ahli yakin akan hal itu. Kai Uwe Schröder, peneliti dari RWTH Aachen, berpendapat, ini pasti kunci penting bagi mobilitas masa depan, karena dapat menyelesaikan banyak masalah. Sekarang semakin banyak proyek lalu lintas berurusan dengan mobilitas perkotaan dalam dimensi ketiga. Tobias Meinert dari RWTH Aachen menjelaskan, itu artinya kita menggunakan ruang udara di atas kota. Sekadar untuk menciptakan lebih banya tempat, karena jalanan di permukaan tanah ketersediaannya terbatas. Dan memang bisa kita lihat setiap hari, bagaimana penuhnya gondola yang bergantung pada rel Pada apa yang dinamakan Ottobahn misalnya, gondola bergelantungan pada sistem rel yang berlokasi lima sampai sepuluh meter di atas kota. Pada sistem ini tidak perlu stasiun perhentian. Gondola bisa berhenti dan turun ke tanah di setiap lokasi yang diinginkan, untuk menurunkan atau menaikkan penumpang. Lokasi pemberangkatan dan tujuannya bisa dikendalikan setiap penumpang lewat sebuah aplikasi. Sebuah perusahaan rintisan di München sudah melaksanakan ide mobilitas di udara ini pada tahapan penerapan. Di bagian utara München “start-up” itu sedang membangun pilot proyek pertama. Rene Müller, peneliti yang terkecimpung dalam proyek Ottobahn, mengungkapkan, system itu menawarkan kenyamanan transportasi individual dengan harga seperti alat transportasi umum konvensional. "Pada dasarnya ini gabungan dari keunggulan alat transportasi jarak dekat yang kita punya sekarang, dengan aspek-aspek individual, yang bisa dilihat dalam lalu lintas mobil pribadi,. begitu keterangan Fabian Zeller, yang juga berperan dalam proyek Ottobahn. Marc Schindler menambahkan, dengan jaringan ini mereka bisa melengkapi kota-kota dengan sangat cepat dan biaya relatif kecil.. Lewat animasi, “start-up“ itu juga sudah menunjukkan, bagaimana kenampakan lapangan Potsdamer Platz di Berlin, jika diubah untuk memfasilitasi Ottobahn. Yang tertingal hanya pertanyaan, apakah kendaraan di atas tanah benar-benar akan memberikan lahan cukup bagi kendaraan dari udara. Di samping proyek semacam , juga ada proyek yang menggabungkan beberapa elemen kendaraan umum misalnya UpBus. Pada jenis transportasi ini, gondola kereta gantung bisa berubah menjadi bus jika diperlukan. Konsep ini dikembangkan di Universitas Teknik RWTH Aachen, tepatnya pada institut mekanika struktur dan konstruksi ringan. Biasanya di sana para ilmuwan mengerjakan solusi mobilitas bagi luar umum terbang bagi penumpang Tobias Meinert dari RWTH Aachen mengungkap, mereka juga berurusan dengan lalulintas penumpang. Di mana-mana ada diskusi tentang taksi terbang, yang disebut “Flugtaxi“, yang mengangkut orang di kawasan tengah kota. Ia menjelaskan, pekerjaan mereka ada kaitannya dengan angkutan penumpang, dan lewat pekerjaan mereka tahu, “Flugtaxi“ bukan solusi bagi masalah perkotaan. Tapi mereka sadar, “terbang“ tetap saja jadi alternatif bagus. Dari situ muncul ide kereta layang. Di sejumlah kota metropolitan Amerika Selatan, kereta gantung sudah lama jadi bagian transportasi perkotaan. Di La Paz, Bolivia atau Bogota, ibukota Kolumbia , warganya sudah lama bisa dengan santai melayang di atas jalan-jalan yang mandeg akibat kemacetan parah,. Ini kemudahan yang selama ini belum bisa dinikmati di kota-kota Eropa yang bagian pusatnya kerap sarat bangunan bersejarah. Tobias Meinert yang bekerja di RWTH Aachen mengatakan, gereja katedral Aachen termasuk warisan budaya UNESCO. Kalau ada halangan yang bersifat kultural seperti itu, biasanya kereta gantung tidak bisa dipasang, karena tidak bisa dibangun begitu saja di dekatnya. Biasanya kereta gantung disambungkan dengan stasiun utama, agar orang bisa berganti kendaraan. Tapi di kota-kota yang bersejarah, peluang ini terbatas, dan terutama jalur kereta gantung serta stasiun tempat naik-turun penumpang perlu tempat luas. Kerap orang tidak bisa mendirikan stasiun di tempat yang diinginkan. "Menuru pendapat kami, inilah dua alasan mengapa sistem kereta gantung sulit bisa diterapkan di Eropa Barat", ujar udara yang mendarat dan menjadi bus kota Jadi bagaimana menggabungkan mobilitas udara dan darat di Aachen dengan baik? Tobias Meiner menjelaskan, ide berikutnya adalah kendaraan itu sendiri yang harus beralih trayek menuju tempat tujuan. "Itu adalah ide awal yang kami miliki, dan kami menggabungkannya dengan teknik satelit, karena kami punya elemen penghubungnya", paparnya lebih lanjut. Kabin gondola akan mendarat dengan empat roda dan bisa melanjutkan perjalanan sebagai bus. Tempat pendaratan dan gondola dihubungkan oleh sebuah kopling, yang sebenarnya dibuat untuk menyambungkan modul-modul satelit di ruang angkasa. Tobias Meinert, menjelaskan, ini sebenarnya bagian paling menentukan dalam teknik satelit, yaitu kopling luar angkasa yang cerdas. Empat hal bisa dihubungkan di satu lokasi. Itu membuat sistem ini istimewa. Di bagian dalamnya, ada sebuah cincin yang jadi penghubung mekanis. Inilah yang mereka gunakan untuk menghubungkan beberapa modul. Di sini, listrik dialirkan lewat pasak dan lubang. Di bagian tengah terjadi penyaluran data, dan cincin dari tembaga di bagian luarnya berfungsi sebagai pemanas. Kopling luar angkasa ini adalah trasformator ideal, untuk menghubungkan secara fleksibel kabin gondola dan tempat mendaratnya yang berada di atas roda, dan disebut "skateboard." Itu sudah terbukti lewat beberapa tes. Apa yang disebut "Up Bus" juga sedang dikembangkan sebaik mungkin. Ini adalah konsep, yang akan mengubah sepenuhnya lalu lintas di kawasan perkotaan. Ini bisa membuat kota-kota metropolitan Eropa ruang hidup yang baru sepenuhnya. Kai Uwe Schröder, peneliti dari RWTH Aachen, mengungkap dengan mengangkat jalur lalu lintas utama satu tingkat lebih tinggi, mereka menciptakan ruangan untuk digunakan orang, tanpa menyebabkan kerugian apapun. Mereka juga bisa menjangkau tujuan tertentu, karena mereka menggunakan trayek bus. "Saya pikir ini kunci penting untuk membuat lalu lintas umum penumpang jarak dekat lebih menarik. Dan bukan dengan memaksa orang untuk naik kendaraan umum", kata Schröder menambahkan.“Skateboard“ Prancis untuk perkotaan Ide "skateboard" juga jadi inspirasi bagi perusahaan otomotif Prancis, Citroen, yaitu untuk bentuk lalu lintas umum jarak dekat. Seorang pelanggan bisa memesan wadah berroda empat dengan aneka ragam fasilitas. Di dalam sebuah minibus orang misalnya bisa melakukan "fitness". Alternatif lain adalah ruang santai eksklusif, di mana transportasi di kota bisa jadi pengalaman yang sangat menenangkan. Manajer Citroen, Vincent Cobee, mengatakan, memberikan warga akses ke kota, dan membuat waktu yang dilewatkan di kendaraan lebih bernilai dan nyaman. "Skateboard" juga jadi dasar visi peralihat dari satu lokasi ke lokasi lain. Ini sedang dikerjakan perusahaan Italdesign bersama Airbus. Mereka membuat kabin penumpang, yang bisa diangkat ke udara oleh sebuah Quadcopter, atau menyatu dengan wadah berroda empat, dan beralih fungsi menjadi mobil. Nama proyeknya "Popup", dan tujuannya membuat perjalanan individual di kota metropolitan. Tapi bentuk mobilitas ini juga tidak akan berfungsi tanpa adanya kopling, yang dikembangkan untuk misi luar angkasa oleh para ilmuwan di kota Aachen. Kai Uwe Schröder, dari RWTH Aachen mengatakan, kunci penghubung antar modul terdapat pada sebuah steker. Ia menambahkan, “Saya melihat banyak video, di mana mobil-mobil dihubungkan dengan 'Quadcopter' kemudian bisa terbang. Ibaratnya disulap. Nah kami punya alat penyulapnya.“ Kendaraan yang lepas landas, pasti satu waktu harus mendarat pula. Oleh sebab itu, lalu lintas dimensi ke tiga juga perlu hubungan dengan daratan. Tapi satu hal jelas masa depan mobilitas perkotaan akan berada di udara. ml/as INOVATOR sumber JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Apa yang diperlukan sebuah kota untuk bisa berfungsi dengan baik? DW meninjau beberapa hal yang harus dibenahi sejalan dengan terjadinya booming di perkotaan. Booming Populasi Jumlah penduduk di perkotaan bertambah dengan cepat. Menurut PBB, sekitar 60 persen populasi global akan bermukim di kawasan perkotaan hingga 2050. Ini berarti, kota-kota harus siap menghadapi booming infrastruktur. Kawasan Miskin Urbanisasi juga mengakibatkan semakin banyaknya kawasan miskin di beberapa kota. Seperti di Khayelitsha, Cape Town foto. Jutaan penduduk di Afrika, Asia dan Amerika Selatan tinggal di kawasan miskin tanpa akses ke air bersih, sanitasi, transportasi atau pekerjaan. Bangunan Hijau Untuk mengatakan kurangnya perumahan bagi pekerja dengan pemasukan rendah, kota Santa Monica di AS membangun perumahan ramah lingkungan dengan harga terjangkau dekat pusat kota. Colorado Court Housing dilengkapi dengan panel surya dan turbin tenaga gas. Perumahan ini merupakan bangunan "netral energi" pertama di AS. Air Bersih Kota biasanya kesulitan memperoleh suplai air bersih. Menjadi tantangan bagi kota-kota besar untuk menemukan sistem penyaluran air yang murah, bisa diandalkan dan berkesinambungan. Beberapa kota di India misalnya, sering kekurangan air bersih dan harus bergantung pada suplai air dari daerah lain. Pertanian Perkotaan Khususnya di negara berkembang, urbanisasi semakin membebani sumber daya alam yang terbatas. Warga miskin yang pindah dari desa akan kesulitan untuk mampu membeli bahan pangan dan kebutuhan Di Kampala, Uganda, proyek pertanian urban membantu keluarga menanam makanan mereka dan menghemat uang. Kadang mereka juga bisa menambah pemasukan dengan menjual produk pertanian yang berlebih. Naik Sepeda Jaringan sistem transportasi yang baik sangat penting bagi warga. Tapi populasi kota yang bertambah juga berarti semakin padatnya jalanan sehingga kemacetan terjadi dimana-mana. Kota Kopenhagen; Denmark, yang berambisi jadi kota bebas emisi hingga tahun 2025 membangun jaringan jalur sepeda dan memotivasi warganya untuk memilih sepeda, gantikan mobil sebagai moda transportasi. Pengelolaan Sampah Kota-kota di Swedia membakar sampah dan mengolahnya menjadi energi. Artinya, hanya 1 persen sampah rumah tangga yang berakhir ke TPA. Di AS, San Francisco melarang penggunaan kantong plastik dan tahun 2020 bertarget tidak lagi memproduksi sampah. Kota-kota lain seperti di Inggris misalnya, menggunakan sampah sebagai energi untuk transportasi publik. Asbut Awal tahun ini, Mexico City menjalankan kampanye "Hoy No Circula" "Jangan Naik Mobil Hari Ini". Satu hari dalam seminggu, warga dilarang untuk mengendarai mobil. Upaya lain untuk mengurangi emisi termasuk penghijauan hutan dan transportasi hijau. Atau seperti bangunan rumah sakit Torre de Especialidades foto, dilapisi fasad yang terbuat dari semacam ubin khusus yang mampu menyerap asbut. Hutan Beton Singapura yang menduduki peringkat pertama dalam indeks kota hijau di Asia adalah pulau dengan pouplasi amat padat. Namun, 50 persen lahannya ditumbuhi tanaman dan pohon. Di Garden by the Bay foto, struktur beton berbentuk seperti pohon mengumpulkan energi surya dan menampung air hujan untuk mengairi taman. Penulis Natalie Müller vlz/yf Sumber
Jakarta - Menuntaskan permasalahan kemacetan di Ibu Kota tak ubahnya seperti pungguk merindukan bulan alias menginginkan sesuatu hal yang tidak mungkin dapat terwujud. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah kebijakan dan pembangunan yang telah ditempuh tak kunjung mereduksi angka kemacetan yang saja pembangunan jalan layang, jalan tol, jalan layang non tol, masih belum mampu mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta. Begitu pula dengan sejumlah aturan yang telah diterapkan, mulai dari menggunakan jalur khusus, sistem ganjil-genap, pelarangan motor, penertiban parkir, penertiban angkutan umum, pembebasan trotoar, mobil wajib memiliki garasi. Semua itu belum mampu mengurai pada saat yang sama, semua warga yang keluar dari rumah untuk pergi ke tempat kerja yang ada di Jakarta menggunakan kendaraan pribadi, baik itu motor atau mobil. Lantas, sesampainya di Jakarta, semuanya juga berbenturan dengan penduduk yang telah menetap di Jakarta dan melakukan hal yang sama, dengan segala macam keperluan yang ada. Penggunaan transportasi massal pun diharapkan menjadi jawaban atas persoalan yang tak kunjung usai ini. Harapannya, sebagian besar masyarakat pengguna kendaraan pribadi bisa beralih menggunakan transportasi umum yang telah transportasi umum yang diinginkan tentu saja bukan sembarang transportasi umum. Dengan mobilitas penduduk Jakarta yang serba cepat dan tinggi, diperlukan satu moda transportasi yang bisa mengantarkan penumpang dengan cepat, tanpa macet, bersih, nyaman, tertib dan teratur sehingga penumpang pun kini memiliki akan hal tersebut diyakini dibawa oleh transportasi mass rapid transit atau MRT yang akan membawa penumpang dalam jumlah banyak dengan pergerakan yang cepat. Mimpi tersebut kini semakin dekat dengan kenyataan seiring progres pembangunannya yang hanya menyisakan 10% pekerjaan lagi secara baru dibangun sepanjang 16 km, atau rute yang cukup pendek di kota seluas Jakarta, namun jalur MRT tahap I yang membentang dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia HI diharapkan mampu memulai langkah nyata penuntasan kemacetan di Ibu Kota ke depan. Saat ini seluruh jalur MRT sepanjang 16 km itu telah tersambung antara jalur layang hingga bawah tanah. Jalur layang membentang dari Lebak Bulus hingga Jalan Sisingamangaraja sepanjang 10 km, sedangkan jalur bawah tanah membentang dari Senayan hingga Bundaran HI sepanjang 6 realisasi kerja secara keseluruhan yang telah mencapai 90,96% per akhir Januari 2018 lalu, detikFinance mencoba melihat secara langsung realisasi pengerjaan MRT di salah satu stasiun bawah tanahnya di Senayan. Stasiun Senayan merupakan stasiun bawah tanah pertama MRT Jakarta yang menjadi transisi dari jalur layang yang berakhir di Sisingamangaraja, dan kemudian terus turun ke bawah tanah menuju Stasiun Senayan. Pantauan detikFinance di lokasi, Kamis 8/2/2018, bentuk Stasiun Senayan yang berada persis di bawah Jalan Sudirman tersebut telah kelihatan. Dengan dimensi ruangan lebar 30 meter dan panjang 200 meter, pekerjaan Stasiun Senayan kini telah memasuki tahap mechanical, electrical dan arsitektural Stasiun Senayan kini telah mencapai 97% sedangkan pekerjaan mechanical dan electrical-nya telah mencapai 99,4%. Di dalam stasiun, akan disediakan sejumlah fasilitas seperti mesin pembelian tiket, eskalator, hingga lift bagi penumpang banyak pekerja yang mondar-mandir di stasiun ini, sehingga suasana pekerjaan pun tidak bising layaknya pekerjaan sebuah proyek yang sedang berlangsung. Pasalnya saat ini pekerjaan telah memasuki tahap penyelesaian akhir. Para pekerja menggunakan sepeda, motor listrik hingga mobil listrik untuk mobilitasnya di bawah tanah karena tidak boleh ada bahan bakar di lokasi ini. Melihat terowongan yang membentang sepanjang 6 km dari Senayan hingga Bundaran HI rasanya tak sabar untuk menjajal kereta yang akan mulai beroperasi pada Maret 2019 mendatang dalam terowongan telah terbentang juga besi rel yang akan dipasang dengan bantalan rel sebentar lagi. Di sisi kiri terowongan ini ada jalur maintenance atau emergency yang bisa digunakan untun keadaan darurat atau terowongan kini sudah selesai 100% dan tinggal menunggu penyelesaian pemasangan rel yang kini telah mencapai Dukuh Atas. Terowongan ini terbuat dari beton yang diproduksi oleh Wika Beton dan konstruksinya diyakini bisa tahan hingga 100 tahun rel sendiri akan selesai pada awal bulan depan. Pemasangan rel dikebut karena satu trainset kereta pertama bakal tiba dari Jepang dan akan segera diletakkan di atas rel yang telah akan ada total 16 trainset yang dimiliki MRT Jakarta, di mana 14 di antaranya akan dioperasikan sedangkan 2 sisanya sebagai cadangan. Satu trainset kereta memiliki 6 rangkaian dan bisa membawa sekitar 54 penumpang setiap satu kereta paling depan dan belakang kapasitasnya lebih sedikit karena ada ruang masinis. Dengan kapasitas per kereta akan mampu menampung 54 orang dalam kondisi semua penumpang duduk tidak ada yang berdiri, maka akan ada sekitar 300-an orang yang bisa diangkut dalam satu waktu tunggu atau headway nya pun hanya 5 menit saat peakhour, sehingga tak perlu takut untuk ketinggalan kereta. Terlebih jarak antar stasiun yang cukup pendek. Jarak tempuh Lebak Bulus hingga Bundaran HI pun dipastikan bisa tembus hanya dalam waktu 30 menit coba operasional trial run rangkaian kereta MRT Jakarta di jalur koridor 1 selatan-utara sendiri rencananya akan dimulai pada Desember 2018, sehingga pada Maret 2019 kereta sudah dapat dioperasikan untuk umum. Menariknya menggunakan MRT adalah model transportasinya yang akan terintegrasi dengan setiap kawasan di sekitar stasiun perhentiannya atau dikenal dengan istilah transit oriented development TOD. Ini juga yang akan menjadi bisnis perusahaan MRT Jakarta selain layanan transportasi dan area Jakarta sendiri akan kembali melakukan survei ridership terbaru tahun ini untuk menghitung biaya perjalanan yang akan dikenakan untuk menjajal kereta ini. Survei terakhir di tahun 2013, harga tiket diperkirakan sekitar Rp 20 ribu belum mendapat subsidi dari Pemprov DKI Jakarta.Pembangunan MRT Jakarta sendiri telah mengorbankan kemacetan lantaran ada pekerjaan konstruksi yang dilakukan di tengah kepadatan lalu lintas. Namun pengorbanan tersebut diharapkan sebanding dengan hasil yang diharapkan moda transportasi ini telah diidamkan sejak tahun 1980. Ada lebih dari 25 studi subjek umum dan khusus yang telah dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem Mass Rapid Transit MRT di Jakarta. Salah satu alasan utama yang menunda penanggulangan masalah ini adalah krisis ekonomi dan politik 1997-1999. Pengerjaan pada desain dasar untuk tahap pertama dari proyek ini dimulai pada akhir 2010. Namun proses tender baru berlangsung pada akhir 2012, ketika gubernur baru Jakarta saat itu, Joko Widodo Jokowi ingin meninjau kembali proyek MRT Jakarta. Di tahun 2013, Jokowi akhirnya mengumumkan bahwa proyek ini akan dilanjutkan dan terdaftar sebagai salah satu proyek prioritas dalam anggaran kota Jakarta tahun 2013. Groundbreaking MRT Jakarta kemudian dilakukan pada bulan Oktober 2013. Dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun ini, pekerjaan kini tinggal menyisakan 10% lagi untuk bisa beroperasi di Maret 2019. eds/ang
kemacetan dan masa depan kota